Sabtu, 13 Agustus 2011

Primitive Chimpanzee (old school hardcore), available on CD audio @waroeng indie tegal, price 20 rb

Semuanya berawal dari suatu sore yang sejuk di kota Malang pada pertengahan tahun 1997 yang lalu. Ketika itu dua pemuda yang sudah bersahabat sejak lama, Agus Moron dan Viktor, sedang berjalan kaki menyusuri salah satu ruas protokol yang padat. Mereka menenteng papan skate sambil memeluk sebongkah besar nangka yang baru dibeli di pinggir jalan. Sepanjang perjalanan, mereka berdua terus menyantap nangka dan bercanda hingga menarik perhatian orang-orang di sekitarnya. Dengan mulut penuh makanan dan tangan lengket akibat getah, tiba-tiba dalam benak mereka terlintas ide untuk bikin grup musik, “Iya, kayaknya kita musti bikin band bareng deh!” Band yang mereka inginkan saat itu haruslah memiliki nama, style dan konsep musik yang unik serta berbeda dari band lokal kebanyakan. Mereka malah sepakat untuk menjadikan proyek band-nya itu sebagai bahan olok-olokan bagi diri mereka sendiri, teman-teman terdekat, atau bahkan terhadap scene musik yang sudah digeluti sekian lama. “Persetan!” pikir mereka berdua. “…yang penting bisa bersenang-senang!”

Yah, kira-kira begitu gambaran kisah yang pernah diceritakan Agus kepada saya di distro Rock Bandits tentang awal mula terbentuknya grup band Primitive Chimpanzee [PC]. Sebuah band antik yang dicetuskan oleh dua pemuda konyol dalam suatu trip yang dipenuhi ambisi, canda dan getah nangka. Nama itu mereka akui sebagai plesetan dari Primitive Symphony, band death/grind lokal yang aktif di era awal 90-an dulu. Nama PC juga mereka pilih karena memiliki konotasi dan karakter yang ‘old-school’, serta ada korelasinya dengan gen monyet yang dianggap nenek moyang manusia menurut teori evolusi Darwin. “Katanya oldschool? Oldschool khan primitif. Katanya orang-orang itu monyet? Lha kita khan simpanse!…”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar